Minggu, 30 Maret 2014

Seperti bunga

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 20.30 0 komentar
 
 Selayaknya seperti sekumpulan bunga,
seburuk apapun cuaca saat musim panas diluar , 
namun tetap menebarkan warna indah nan eloknya.
sederas musim hujan yang membasahi tiap kelopaknya, 
namun tetap bermekaran lantas tak menjadikannya layu .
bahkan saat musim gugur membuatnya berjatuhan, 
namun tetap menerima, dan kembali tumbuh mekar, bersemi dengan indah.

Bahwa setiap peristiwa hidup selalu memiliki 'rasa' , 
'rasa' yang mampu menjadikan manusia belajar-menerima-untuk hidup yang lebih indah. 
 Takdir hidup dariNya tidak pernah tidak memiliki 'rasa', bukan? :)

(Achelia Afiyanti, 2014)

Sabtu, 15 Maret 2014

Hello! New Kingdom♥

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 13.00 0 komentar
Assalamu'alaikum. Hello blog :) Bagaimana perasaanmu dihari Sabtu siang ini?
Hari ini saya datang dengan cerita. Sabtu siang ini, saya sedang menikmati atmosfer baru, ditempat yang baru. Saya mempunyai-kingdom- baru. Sebuah kerajaan kecil yang hanya cukup dinikmati oleh saya sendiri.
Selama dua hari kemarin, saya direpotkan dengan urusan-penataan-barang-saya yang lumayan mendatangkan keringat. Terhitung sudah dua hari saya memenjarakan diri saya didalam kingdom saya ini. Jum'at malam ketika semua barang sudah berhasil diangkut kedalam-kingdom- baru saya, malam itu juga sekitar pukul sebelas lebih tiga puluh lima menit saya bergegas menata barang di-kingdom- baru saya. Kegiatan itu rampung sekitar jam 02.00 dini hari, hari Sabtu. Seketika saya bisa menyulapnya menjadi tempat yang membuat saya nyaman ditempat baru saya ini. 
Ternyata berada ditempat baru dalam keadaan sendirian juga memerlukan adaptasi, sehingga membuat saya sulit tidur. Hanya melihat ke langit-langit kamar. Berharap sinyal kantuk itu datang dan saya segera bisa istirahat. Namun, karena ditambah kondisi badan yang-sedemikian-rasanya juga menjadi faktor pendukung untuk menghambat susahnya saya tidur malam itu. Hingga larut, kegiatan istirahat itu baru bisa dimulai sekitar pukul lima lebih tiga puluh menit, setelah subuhan. Luar biasa.


Sudut favorit pertama.
Tempat tidur yang nyaman. Sederhana.
Setidaknya saya bisa menghabiskan waktu istirahat saya disini. Menuntaskan kelelahan diri dari segala aktivitas dan pikiran :)
Dan ini, sudut favorit kedua saya. Melalui tempat ini saya bisa menghabiskan waktu santai saya setelah kuliah disini. Bermain bersama laptop, nulis laporan, ngerjain tugas, nulis blog, membaca buku, mendengarkan musik, dan segala sesuatu yang menjadi hobi saya akan tercurahkan disini. Memang belum banyak yang bisa saya dekorasi dengan baik untuk menambah kenyaman kamar saya, maklum karena keterbatasan waktu dan ketersediaan bahan :D

Setidaknya, saya sudah menyulapnya dengan sederhana. Karena sederhana itu yang membuat saya nyaman berada disini. Menikmati segala sesuatunya dengan sendirian. Sendirian bermain didalam dunia saya, dan ini adalah-kingdom baru-saya.

Senin, 10 Maret 2014

Tentang "Negeri diUjung Tanduk"

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 22.00 0 komentar
Assalamu'alaikum. Hi gusy! Welcome back to my blog. I want to tell you about what I did today. Let's start telling~

Hari ini dikampus saya sedang ada sebuah acara yang menurut saya sangat menarik untuk dihadiri. Saya diundung khusus oleh Kelembagaan tingkat Universitas dikampus saya melalui....media facebook :v cukup membuat ngakak kata-kata saya yang barusan ya /oke skip~
Jadi acara apa itu? Acara bedah buku dengan mengundang pembicara seorang penulis novel best seller yang sangat terkenal didunia kepenulisan dan terkenal didunia orang yang "kutu buku" seperti saya ini. Bedah buku ini lebih menjurus pada acara talkshow, dan talkshow ini mengupas sebuah buku yang berjudul "Negeri di ujung tanduk". Karya Tere Liye.
Senin pagi tadi dengan gamis ungu dan jilbab biru muda, saya berjalan seperti biasa ke lokasi acara tersebut, dimana acara ini bertempat di Gedung Kahar Mudzakir UII . Gedung yang berada persis didepan area kampus saya.
15 menit sebelum acara dimulai saya melihat bazaar buku yang berada di stand depan. Dan saya pun membeli bukunya untuk pertama kali. Meskipun sudah sering membaca sinopsis pada beberapa judul buku karyanya, tapi saya belum berkesempatan untuk membeli buku karya-karyanya. But thats okay, because now I have one of his books , meskipun judul buku yang saya beli berbeda dengan judul buku yang akan dibedah pada acara tadi. Next time I will buy some of his books again :3 Once again, saya berhasil mendapatkan tanda tangan beliau di buku yang baru saja saya beli itu~ alhamdulillah.

Tujuan utama saya datang pada acara tersebut adalah untuk bisa bertemu dengan beliau, bertemu Tere Liye. 
Bukan hanya itu saja, saya juga dengan sangat serius mendengarkan beliau ketika mengorek sebagian isi buku 'Negeri diujung tanduk' dan beliau juga bercerita seputar dunia kepenulisan. Sangat menarik dan saya senang.

Dalan acara bedah buku tadi, beliau menceritakan bahwa novel "Negeri diujung Tanduk" ini merupakan novel sekuel dari novel "Negeri pada Bedebah" , dengan tokoh yang sama , memiliki alur cerita yang hampir sama, namun isu-isu yang ditulis dalam novel Negeri diujung Tanduk" berbeda dengan buku sebelumnya. Tokoh utamanya bernama Thomas. Jika di "Negeri para Bedebah" Thomas di tokoh utama berprofesi sebagai konsultan muda di bidang ekonomi yang mahir luar dalam seluk beluk perekonomian, namun di "Negeri di Ujung Tanduk" ,  Thomas berkecimpung dalam hitam putih dunia kepolitikan.

Sinopsis novel "Negeri di Ujung Tanduk"

Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi.
Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan. 


"Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik? Karena lihatlah, bukankah ada banyak partai politik di negeri ini yang tidak ubahnya seperti kerajaan. Pucuk pimpinannya adalah ratu, mewarisi kedudukan itu dari orangtuanya, dan orangtuanya mewariskan posisi itu ke anak-anaknya? Lantas orang-orang di sekitarnya adalah keluarga dekat, kerabat, sanak famili, yang bisa merangsek ke posisi penting tanpa harus susah payah meniti karir politik. Apa kata ratu, semua anggota harus dengar. Apa kata ratu, semua anggota harus tunduk. Omong kosong semua kongres, musyawarah, rapat, dan sebagainya. Omong kosong. Titah ratu adalah segalanya, di atas seluruh anggota partai. Ini membingungkan. Apakah partai itu sebuah kerajaan? Bukan lembaga paling demokratis di alam demokrasi?" (hlm. 235)

Diakhir cerita, Thomas bisa dibilang beruntung karena memiliki teman-teman yang peduli dan peka terhadap pekerjaannya. Thomas mengakhiri konfliknya dan mendapat bantuan dari teman-temannya saat sedang terpojok.
Novel ini merupakan novel yang berbobot untuk dibaca, karena terdapat sentuhan politik yang dituangkan dalam kata-katanya. Kalimat-kalimat yang pilih pun menarik dan mengalir begitu saja. pembaca seakan disuguhkan kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan Inti dari novel ini adalah sikap kejujuran dan kepedulian. Saya rekomendasikan kepada kalian untuk membaca buku ini, semoga menginspirasi kalian untuk lebih meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama dan sesuatu.

(kutipan Tere Liye saat acara bedah buku)
 "seorang mahasiswa yang berkeinginan membangun kepedulian untuk sosial tidak selalu perlu dengan melakukan orasi, berkoar-koar menghabiskan suara, namun mereka bisa membangunnya melalui tulisan yang menginspirasi orang banyak" - Tere Liye

"tidak perlu menjadi orang yang besar, penulis yang besar, penemu yang besar untuk menjadi yang dikenal. melainkan kita bisa dengan melakukan suatu perubahan kecil yang bermanfaat untuk orang lain, maka kita akan kenal melalui perubahan itu (peduli) " -- Tere Liye

Sepotong kepedulian terhadap hal kecil yang kadang terabaikan, akan melahirkan perubahan lebih baik untuk masa depan negeri ini, bangsa ini, dan kita sendiri. (Achelia , 2014)

Sampai berjumpa ditulisan berikutnya. Ma'assalamah :3

Sabtu, 08 Maret 2014

Ikhlas itu ...

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 11.30 0 komentar
Bismillahirrohmanirrohim. Selamat ahad pagi. Membahas sedikit tentang ikhlas yuk :)

Ikhlas itu, menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah. Karenanya pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita.
Ikhlas itu, ketika nasehat, kritik, dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.
Ikhlas itu, ketika hasil tidak sebnading usaha dan harapan, namun tidak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan
Ikhlas itu, ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, namun tidak membuatmu urung bertanding.
Ikhlas itu, ketika niat baik disambut berbagai prasangka, namun kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.
Ikhlas itu, ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalau, namun kamu tetap pada jalan lurus dan terus melankah.
Ikhlas itu, ketika kamu lebih mempertanyakan apa amalanmu dibanding apa posisimu; apa peranmu dibanding apa kedudukkanmu; apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.
Ikhlas itu, ketika ketersinggungan pribadi tidak membuatmu jumawa, ketika posisimu dibawah tidak membuatmu ogah bekerja.
Ikhlas itu, ketika khilaf mendorongmu meminta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, dan kerika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.
Ikhlas itu, ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kamu balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu tidak kamu balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.
Ikhlas itu, ketika kamu bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kamu hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kamu hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.
Ikhlas itu, gampang diucapkan tetapi sulit diterapkan...namun tidak mustahil diusahakan.

Sudahkah kita mengusahakan untuk ikhlas hari ini?
Tetaplah memohon kepada Maha Pemilik rasa Ikhlas, Allah swt. agar senantiasa berkenan memberikan kemudahan dan serta keistiqomahan dalam mencari ridhoNya.

Tulisan kecil sekedar untuk mengingatkan saya pribadi, kamu, kalian dan semua manusia-Nya yang kiranya berkenan untuk membaca tulisan ini.

Ma'assalamah :3

Jumat, 07 Maret 2014

Tentang kerinduan

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 22.30 0 komentar
Dalam lembaran ini. saya ingin menuangkan kesenduan hati saya, yang sudah beberapa hari ini saya rasakan.....sendirian. Tidak ada yang bisa saya minta untuk bicara tentang ini, bahkan sekedar mengungkapkannya saja. Dan ketika sedang seperti itu, saya hanya bisa berdiam diri dan menikmati rasa itu, hanya sendirian hingga mengalir bulir-bulir yang tidak pernah saya harapkan keluar , namun saya selalu saja gagal untuk mencegahnya. Mungkin melalui laman ini saya akan bercerita, lagipula saya yakin tidak akan bisa terbaca oleh siapa-pun, karena memang tidak ada pembacanya XD. Jadi ijinkan jari saya menari untuk menuliskan apa yang sedang saya rasakan dan yang sedang saya pikirkan, sambari ditemani dengan alunan lagu-pelan-yang telah saya putar sebanyak 10 kali berturut-turut hari ini.  

Saya pernah menuliskan tentang sesuatu yang isinya seperti ini :
" Jika rasa itu telah terpatri dalam relung jiwa kita, tidak ada suatu apapun yang akan menjadi masalah dan dipermasalahkan, bahkan tidak perlu untuk ditakutkan...sekalipun itu soal jarak kita yang tak terjangkau kaki. Karena kita masih memiliki doa yang tidak pernah habis isinya...dan terus isi doa itu dengan asa kebaikkan. Insya Allah kita juga akan selalu baik dalam penjagaan-Nya. "


Pernah juga saya menuliskan begini :
"Ketika rindu semakin menggerogoti sebuah perasaan jiwa dengan sangat kuat, maka bersabarlah. Cinta sejati selalu menemukan jalan untuk saling bertemu. Sederhana."

Urusan jarak itu tidak pantas dipermasalahkan. Karena meskipun dalam sesuatu terdapat jarak sejauh apapun...hati, perasaan, dan jiwa itu dapat didekatkan jika memang Allah sudah menghendaki demikian, pada waktunya tiba nanti. Urusan perasaan sejati itu memang selalu sederhana, jadi untuk apa dibuat rumit? Sudah ada tangan Allah yang bertindak, bukan?

Namun, sebagai manusia yang berperasaan seperti saya...terkadang ada satu hal yang sangat membuat batin menjadi bergemuruh jika berhubungan dengan jarak. Hanya satu hal, dan hal itu adalah kerinduan.

Dan saya hanya ingin mengatakannya malam ini, bahwa saya sedang rindu.
Mungkin seseorang yang saya rindui tidak tau tentang ini, namun setidaknya diri saya sendiri dan Pemilik rasa rindu itu mengetahuinya. Dan setelah mengatakan ini saya juga tidak meminta apapun, sungguh saya tidak meminta "bagaimana", karena saya hanya ingin menuangkan sesuatu yang sedang saya rasakan beberapa hari lalu yang kemudian semakin menjalar hingga hari ini. Begitu saja sudah cukup untuk saya.

Semoga radar ini menyampaikan kepadamu bahwa saya sedang rindu .



Renungan jum'at -repost-

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 13.00 0 komentar

Assalamu'alaikum wr, wb.
Jum'at Mubarok :3
Selamat datang. Saya ucapkan selamat bersua kembali dengan seorang 'penulis amatiran' dan 'psikolog belum jadi' dilaman blog imagine saya yang semakin usang ini. Lumayan lama saya tidak menuliskan sesuatu dilaman blog imagine ini. Berhubung sekarang hari Jum'at, saya akan menulisakan sesuatu. Namun, tulisan saya kali ini sifatnya -repost- , jadi bukan pengalaman saya sendiri dan cerita pribadi seperti yang kebanyakan saya tulis dalam blog saya ini. Cerita ini saya tulis kembali dengan tujuan sebagai bahan renungan untuk kita semua. Happy reading!!!

Renungan Jum'at : (nb. indikasi : dapat menimbulkan reaksi pada mata anda, siapkan tisu atau sapu tangan kecil anda sebelum membaca ini.)

"Abi, berapa lama kita dikubur?"

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Fathiya berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yang kebesaran melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celanaku.
Fathiya dan Aku memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan dan kemudian duduk diatas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad : 19-10-1915: 20-01-1965".  "Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu". Fathiya melihat wajah ku, lalu menirukan tanganku yang mengangkat keatas dan ikut memejamkan mata seperti aku. Ia mendengarkan aku berdo'a untuk neneknya. 
 "Abi, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya." Akupun mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara. "Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya bi.." Kata Fathiya berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ...". Fathiya memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini :19-02-1882: 30-01-1910"."Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Bi", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi akupun mengangguk.
Tanganku terangkat mengelus kepala anak keduaku. "Memangnya kenapa nak ?" kata ku menatap teduh mata ku. 
"Hmmm, Abi kan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan jika kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Fathiya sambil meminta persetujuanku. 
"Iya kan Bi.?" Akupun tersenyum. "Iya .... Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong Bi dikubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak Bi?" mata Fathiya berbinar karena bisa menjelaskan kepadaku tentang pendapatnya. Akupun tersenyum, sambil ku termenung galau.... "Iya nak, kamu pintar," kataku pendek.

Pulang dari pemakaman, Akupun gelisah di atas sajadahku, memikirkan apa yang dikatakan anakku. 42 tahun hingga sekarang, kalau kiamat datang 100 tahun lagi berarti 142 tahun disiksa atau bahagia dikubur?

Lama aku menunduk. Lalu meneteslah air mataku.

Kalau meninggal, lalu banyak dosanya...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Aku akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un. Air mataku semakin banyak yang menetes. Sanggupkah aku selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu aku akan disiksa di kubur.

Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? Menghadapi neraka, tahankah aku? Bergidik tubuhku membayangkannya. Sebab melihat adegan preman dipukuli massa, ditelevisi kemarin saja, aku sudah tak tahan?
Ya Allah... Aku pun semakin menunduk, tanganku terangkat keatas, bahuku naik turun tak teratur.... air mataku semakin membanjiri.
 
'Allahumma as aluka husnul khootimah.' berulangkali aku baca do'a itu hingga suaraku serak.

Tak lama terdengar suara batuk Fathiya, dan akupun berhenti sejenak. Ku hampiri Fathiya yang tertidur di atas dipan bambu. Aku betulkan selimutnya. Fathiya terus tertidur tanpa tahu, betapa Aku sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkanku arti sebuah kehidupan, dan apa yang akan datang di kemudian hari kelak...
"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku, bantu aku untuk lebih baik lagi memikirkan dan menyiapkan akhiratku, lebih dari pada aku memikirkan dan menyiapkan duniaku...yaa Rahman..."

Sepenggal cerita diatas mengingatkan kita bahwa kematian itu pasti akan terjadi. Kapan? Hanya Dzat Pemilik Ruh yang tau, karena segalanya hanya Dia yang tau, hanya kehendak Dia yang bisa menentukan kapan batas akhir nafas kita. 
Sepenggal cerita diatas juga mengingatkan kita bahwa kegiatan baik dan buruk selama hidup didunia akan dipertanggungjawabkan kelak, bahkan ketika kita masih dialam kubur pun balasannya itu mutlak berlaku. Subhanallah, betapa kuasa Allah itu sungguh besar. 
Sepenggal cerita diatas juga mengingatkan kita untuk senatiasa menyiapkan kematian, menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal dan abadi. 
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah swt. dan termasuk kedalam golongan orang-orang yang diberi petunjukNya untuk selalu berbuat kebaikkan dan menjauhi kemungkaran.

Dan, semoga tulisan -repost- yang saya tulis ulang kembali ini dapat menjadi bahan renungan kita, untuk menjadi manusia Allah yang lebih baik lagi.
Sampai bersua kembali ditulisan saya selanjutnya. Ma'assalamah. 
Wassalamu'alaikum wr , wb.

Kamis, 06 Maret 2014

"tiga puluh menit" a.k.a Love makes friendship grow ♥

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 21.12 0 komentar




Menjelang tiga puluh menit sebelum keberangkatan saya ke tanah Jogjakarta. Dua manusia kesayangan saya datang bersama becaknya. Kejutan sekali. Dan saya katakan bahwa kemarin adalah tiga puluh menit yang penuh rasa rindunisasi.





Terimakasih yang sangat special saya ucapkan untuk kalian. Bersyukur memiliki sahabat terbaik seperti kalian. Kita masih butuh tiga puluh menit yang benar-benar "tiga puluh menit" guys! I'll missing you. NengPanong♥
 

Regnum Imaginaria Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei