Hi.
Assalamu’alaykum blog, majikanmu telah datang kembali menjamahmu lewat ocehan ceritanya.
Sebulan belakangan ini saya telah menempuh perjalanan jauh
berkilo-kilometer yang sangat mengesankan dalam sejarah perjalanan hidup.
Bagaimana tidak, setelah merasa kenyang mengalami suasana Ramadhan didalam
tanah Jogjakarta, lalu saya menyambangi tanah jawa berikutnya di bagian timur
tepatnya di Madiun, kota kelahiran. Ditanah jawa bagian timur sana, saya
menikmati atmosfer suasana Idul Fitri yang cukup mengesankan. Ini memang bukan
kali pertama, tapi rasanya seperti pertama kali merasakan suasana Idul Fitri
ditanah jawa bagian timur ini. Meskipun Ramadhan tahun ini diberikan banyak
sekali kejutan, dari-yang tidak bisa merasakan puasa pertama ditanah
Jogjakarta, lalu dipenghujung Idul Fitri-tidak bisa juga melaksanakan sholat eid
ditanah jawa bagian timur ini. Ah memang RamadhanMu tahun ini penuh kejutan
yang luar biasa. Saya bersyukur dan sungguh menikmati.
Perjalanan
belum berakhir. Selang tiga hari setelah Idul Fitri, saya kembali melakukan
perjalanan menuju kota ditanah jawa bagian barat. Singkatnya, saya pulang
kehabitat dimana saya dan keluarga saya bertahan hidup, akhirnya menuju Rumah.
Rumah, saya pulang.
Dulu pernah saya membaca sebuah quote yang kurang lebih berbunyi begini : "....rumah merupakan tempatmu untuk kembali". Quote yang memang singkat, karena hanya demikian yang saya ingat. Namun tersirat makna yang hebat.
Bahwa sekuat apapun godaan keindahan tempat yang sekarang menjadi persinggahan hidup, disaat waktu memutuskan untuk pulang, rumah-lah yang menjadi tempat untuk kembali pada persinggahan hidup yang sebenarnya dan menjadi penghangat untuk merehatkan lelah. Begitupun juga pada saya yang telah jatuh cinta pada tanah jogja sejak dulu dan sekarang berhasil tinggal disana untuk menyelesaikan masa studi saya, namun saya tetap memilih bahwa rumah adalah tempat ternyaman untuk saya kembali.
Pada liburan semester yang singkat ini, saya berencana akan memberikan waktu yang terbaik untuk rumah. Setidaknya selama berada dirumah, saya bisa kembali menikmati pekerjaan membersihkan lantai-lantai dalam rumah saya. Penghargaan yang sederhana untuk rumah saya atas kerinduan selama enam bulan lebih meninggalkan rumah dan hanya dibayar dengan waktu selama seminggu lebih setengah hari. Waktu yang singkat. Namun, semoga Maha pemilik waktu tidak dulu menyingkatkan waktu dunia saya, agar saya masih bisa untuk kembali pulang menikmati rumah dan berkata "Rumah, saya pulang".