“Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan
membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti. Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong. Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau
diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti
itu, menyakitkan. Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan
gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau
kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa
mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi
lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau
cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu.
Perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan
dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit,
gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.
Perasaan adalah perasaan. Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di
tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit,
kehilangan selera makan, kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama
perasaan itu, dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap
padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu
jadi buram padahal dunia sedang terang benderang. Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat merasa sepi di tengah keramaian, ramai di tengah kesepian.
Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani,
jangan pernah merusak diri sendiri... terkadang dalam banyak
keterbatasan, kita harus bersabar
menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa
dilakukan. Dan, jika dia memutuskan untuk pergi menjauh, itu berarti sudah
saatnya kau memulai kesempatan baru. Percayalah, jika dia memang cinta
sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang
harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti.
Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi,
bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup
dengan segenap perasaan riang.
Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan,
nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang
mengaku sedang dirudung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan
cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak
usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan
memberikan jalan baiknya.
Tidak ada kesalahan, kekeliruan, apalagi dosa dalam sebuah perasaan, bukan?"
0 komentar:
Posting Komentar