Minggu, 10 Mei 2015

Psikolog amatiran

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 10.35 2 komentar
Sebut saja seorang psikolog amatiran. Tanpa gelar. Tanpa memiliki ilmu yang memadai seputar ilmu psikologi itu. Tetapi telah cukup mengetahui sedikitnya istilah, perilaku hidup manusia, kepribadian serta sekarang sedang tahap memahami karakter orang lain. Hanya satu yang belum kesampaian untuk dilaksanakan, yaitu menjadi ahli membaca pikiran orang lain. 

Kemarin malam, siang tadi dan malam ini, sudah ada tiga sahabat saya yang sudah mau membagikan cerita kegundahan hatinya kepada saya. Saya yang pada dasarnya kepo, suka penasaran, tapi lebih banyak atas dasar peduli dengan masalah orang lain dengan sukarela bahkan senang hati mendengarkan tiap-tiap kata yang mereka utarakan. Berusaha menempatkan perasaan untuk ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Bahasa gaulnya saya turut berempati. Memaksimalkan keadaan telinga dan mata untuk mendengarkan serta membaca tiap-tiap kata yang mereka utarakan. Menjadi pendengar yang baik adalah salah satu kelebihan saya. Bukan pamer. Tapi ini hasil dari test yang pernah saya ikuti. Dan saya menyetujui.

Well, dari ketiga cerita sahabat wanita saya tersebut atau kalo lebih kerennya dari ketiga klien saya tersebut, saya menjadi belajar akan banyak hal. Bahwa ternyata tiap makhluk hidup yang berjenis manusia memang tidak akan pernah lepas dengan urusan masalah, sekalipun itu soal urusan perasaan/hati. Bahwa setiap manusia yang hidup pasti mempunyai masalahnya masing-masing.

Masalah bukan berarti semua masalah. Masalah datang karena ia mempunyai alasan. Alasan agar manusia banyak belajar untuk lebih bijaksana memahami hidup. Alasan agar manusia banyak belajar dewasa untuk menyelesaikannya. Sebab hidup ngga melulu soal masalah bahagia. Sebab hidup ngga melulu soal masalah pahit. Masalah pahit bisa menjadi bahagia dengan penyelesaian yang dewasa dan baik. Masalah bahagia belum tentu akan menjadi masalah pahit, tergantung bagaimana si penikmat masalah bahagia itu menjaganya agar tetap terasa bahagia.

Jelasnya...
Jadikan masalah sebagai salah satu cara agar diri kita bisa lebih mengasah kualitas diri sehingga bisa mencapai pada level manusia yang lebih baik. Cobalah kita lebih positif memandang suatu masalah. Jangan jadikan itu sebagai aral melintang yang menghalau diri untuk maju memperbaiki. Karena hujan pasti ada redanya. sakit pasti ada sembuhnya. Sebagaimana yang telah di janjikan oleh Allah bahwa akan ada kemudahan setelah kesulitan. Jadi setiap masalah pasti akan mempunyai jalan bahagianya.


Kembali pada pembahasan awal.
Dari sini, satu lagi yang menjadikan alasan saya mengapa sejak dulu begitu terobsesi menjadi seorang psikolog sungguhan suatu hari nanti (entah kapan, pokoknya suatu hari nanti). Adalah dapat berbagai rasa, berbagi solusi, berbagi pemahaman tentang banyak hal kepada tiap manusia yang hidup. Karena dari sekian banyak sahabat yang menjadikan saya tempat "pembuangan" ceritanya, disitu saya merasa bahagia. Bahagia karena bisa menjadi seseorang yang dipercaya, bahagia karena bisa membantu mereka dan bahagia karena bisa membuat mereka yang bercerita menjadi tersenyum lega dan optimis menghalau masalah. Bahwa sebenarnya dan sejujurnya saya-lah yang hendaknya mengucapkan terimakasih pada mereka yang telah bercerita, karena mereka yang telah berkenan membiarkan saya mengetahui pengalamannya, turut membantu membiarkan saya berimajinasi sebagai seorang psikolog ketika sedang mencoba menyumbang saran bagi mereka. Serta turut membantu membiarkan saya merasakan mimpi itu terasa sangat dekat. Bahagia.

Tulisan ini hanya sekumpulan banyak patahan kata tentang pengalaman kisah yang terjadi pada seorang saya. Selalu berharap semoga apa yang saya tulis ini terselip inspirasi dan manfaat yang bisa diterima oleh siapa saja yang kiranya berkenan membaca tulisan dari seorang psikolog amatiran.


Hari kesepuluh bulan kelima tahun limabelas.
Ach, yang sedang bahagia

Rabu, 15 April 2015

Jangan galau

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 09.22 0 komentar
Malam ini saya ingin menulis sesuatu lagi. Bukan tentang cerita saya hari ini atau kemarin, tapi hanya sekedar ingin berbagi tulisan imaginasi dari pikiran seorang saya ini. Tema yang akan saya tulis dilaman blog yang telah sangat usang ini adalah tentang kondisi galau. Kondisi ini dulunya sangat menjadi trend di kalangan remaja-remaji labil. Biasanya kalangan remaja-remaji yang mengidap kondisi ini banyak mengungkapkan spekulasi atau alasan yang bisa berbeda-beda dari tiap-tiap remaja-remaji tersebut.

Secara definitif galau adalah kondisi dilematis dimana seseorang tidak bisa mendefinisikan perasaannya sendiri. Galau juga bisa berarti cemas, khawatir gelisah dan resah terhadap sesuatu. Entah itu karena masalah pekerjaan, memikirkan hubungan dengan orang lain, hubungan dengan sahabat, bahkan masalah hati sekalipun. Mungkin kalimat barusan yang saya tulis merupakan penyebab terbanyak yang dialami oleh kalangan remaja-remaji diluaran sana. Saya hanya menebak saja, sih.

Saya pribadi pun pernah mengalami fase galau. Galau karena seseorang, galau karena sahabat, galau karena kuliah, galau karena deadline tanggungjawab, bahkan galau karena ibadah yang belum kunjung sempurna. Namun, dilain sisi saya merasa galau yang terkadang saya alami masih berada dalam ambang batas kewajaran. Karena saya masih bisa menjaga aktivitas saya sesuai takarannya, membagi waktu dengan baik agar semuanya komponen dalam hidup terkendali dengan baik pula.

Pada dasarnya, kondisi galau merupakan hal wajar karena setiap manusia pasti akan mengalami keadaan dimana perasaan diri akan lebih mendominasi. Namun juga harus dijaga agar galau yang ada tidak berlebihan serta berkelanjutan terus-menurus seperti penyakit kronis yang tidak kunjung sembuh. Jangan sampai parah dengan mengumbarnya. Jangan. 
Bagi pembaca tulisan tentang galau ini, coba ikuti beberapa treatment sederhana ini :

Treatment pertama. Mencobalah untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, mencari moodbooster yang sekiranya akan dapat meningkatkan mood kembali menjadi baik dan nyaman.

Treatment kedua. Jikalau memang harus kudu banget bercerita, maka utarakanlah perasaan itu. Ungkapkan saja segala unek-unek seputar kegalauan yang melanda hati serta pikiran. Namun satu hal yang harus diingat, pandai-pandailah memilih seseorang yang akan dijadikan media sebagai teman bercerita, pilihlah seseorang yang dapat dipercaya dan tentunya juga dapat mencairkan kegalauan dengan solusi yang diberikannya atas permasalahan yang dialami.

Treatment ketiga. Apabila galau karena bingung dalam menentukan suatu keputusan, maka segeralah mencari solusi terbaiknya. Jangan terlalu lama hanyut dalam perasaan karena kelamaan nanti akan tenggelam sehingga semakin runyam untuk menemukan jalan keluar. Selalu putuskan dengan tegas, dengan demikian kebingungan akan berending bahagia. Jangan lupa optimis bahwa apa yang akan dilakukan adalah jalan terbaik.

Treatment keempat. Coba sesekali batasi penggunaan jejaring sosial dan media sosial lainnya, apalagi yang tidak bermanfaat jika serasanya memang mengganggu dan memperparah keadaan diri sendiri. Mulailah untuk berinteraksi dengan manusia secara langsung. 

Treatment kelima. Memperbanyak aktivitas atau kegiatan yang positif dengan orang lain. Mencoba dan harus lakukan menyibukkan diri dengan hal baik nan positif.
Nah, bagi manusia introvert yang sering malas berinteraksi dengan manusia secara langsung, mungkin bisa mengikuti cara saya dengan mengungkapkan kegalauan hati dengan menulis, membaca buku maupun mengerjakan hal positif lainnya.

Treatment bonus. Lakukanlah pendekatan dengan Allah SWT. melalui ibadah yang sempurna, seperti ibadaha malam, ibadah yang tepat waktu atau sekedar membaca kalamNya. Mintalah petunjuk solusi terbaik dariNya, niscaya pertolongan untuk hati atau pikiran yang galau akan hilang, karena hanya Allah sebaik-baiknya penolong kita, bukan? Segala sesuatu memang kembali hanya pada Allah sang empunya semesta ini, ya.

Saran saya teruntuk siapa saja yang sekiranya membaca tulisan ini ditambah sedang mengalami kondisi galau, jika malas melakukan kelima treatment yang telah barusan saya tuliskan, cobalah setiap hari (karena sekali-sekali sudah terlalu mainstream) untuk melakukan treatment bonus itu. Cukup lakukan treatment bonus itu saja, dijamin Insya Allah hati dan pikiran menjadi nyaman aman terkendali dengan baik.

Udah ini saja yang saya tulis. Semoga menjadi tulisan yang bermanfaat dan menginspirasi. 


Malam kelimabelas bulan keempat tahun duakosonglimabelas.
Ttd : Achelia

Kamis, 02 April 2015

Hari ini, saya akan ...

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 06.55 0 komentar
"Hari Kemarin sudah berlalu, kita tidak mungkin mengubahnya. Hari esok di harapan, kita tak tahu apa kita punya kesempatan. Dan, hari ini kesempatan bagi kita untuk beramal saleh. Maka, beramallah sebanyak-banyaknya"
(Hasan Al-Bashri)
Bayangkan kita menjalani hari ini dengan semangat yang tinggi. Bayangkan hari ini adalah satu-satunya hari yang kita miliki. Kemarin sudah berlalu. Besok hadirnya belum tentu. Anggap saja hidup kita cuma hari ini, karena kematian tidak ada yang memberi tahu.

Hari ini hari terbaik saya. Hari ini milik saya. Hari ini bisa menjadi hari terakhir saya, Saya akan membentuk kebiasaan terbaik hari ini. Iya, hari ini. Hari ini saya akan mencurahkan segala perhatian, kepedulian dan kerja keras untuk membentuk kebiasaan terbaik saya.

Hari ini saya akan melakukan shalat yang paling khusyu, dzikir sepenuh hati, doa dengan penuh keyakinan dan membaca Al-Qur'an dengan penuh penghayatan. Saya bertekad untuk mengerjakan shalat wajib tepat waktu dan berjama'ah. Saya akan melakukan shalat sunnah dhuha, sunnah rawatib dan tahajud. Saya akan mengisi waktu dengan membaca buku-buku yang membuatku lebih mengerti agama, memperbaiki akhlak dan meningkatkan kemampuan saya.

Hari ini saya akan melakukan menginsyafi segala dosa. Memohon ampun atas semua salah dan berjanji tidak akan melakukan kedzaliman yang sama. 

Hari ini aku akan melihat diri, keluarga, rezeki, makanan dan minuman saya serta seluruh yang ada padaku dengan ridho campur syukur yang penuh. Hari ini saya memahami bahwa apa yang ada pada saya adalah sebaik=baiknya nikmat dari Pencipta saya.

Hari ini saya akan membagi waktu dengan lebih bijaksana, menjadikan setiap menitnya laksana berbulan-bulan, setiap jamnya laksana bertahun-tahun. Karena saya akan menanamkan perbaikan diri dari setiap detik hidup saya. Saya akan belajar dengan giat penuh semangat.

Hari ini saya tidak akan berbicara kecuali berkata yang baik-baik saja. Saya tidak akan berucap mencela. Saya tidak akan meneliti aib-aib dan mencampuri urusan orang lain. Saya akan menyibukkan diri dengan bermuhasabah diri sendiri. Saya akan sibuk menertibkan urusan saya.

Hari ini saya akan berusaha menanam benih kebaikan. Hari ini saya berusaha mencabut akar keburukan, iri, dengki, dendam, dan prasangka buruk. Hari ini saya akan lebih banyak menebar manfaat. Waktu saya hari ini saya gunakan untuk memberi kebahagiaan pada orang lain, membantu orang yang kesulitan, bersedekah, dan menolong yang lemah. Hari ini tentu saja saya akan memuliakan kedua orangtua saya, adik saya, saudara-saudara saya serta sahabat saya.

Hari ini saya akan membentuk kebiasaan terbaik dalam diri pribadi saya.

Ketika saya menuliskan tiap-tiap kata yang menjadi deretan kalimat ini, terucap dalam hati sebuah doa yang berharap deretan kalimat ini bisa memberikan inspirasi, motivasi dan keyakinan pada saya pribadi serta semua manusia yang sekiranya berkenan membaca ini.

-inspired by buku 'Halaqah Cinta"-

Senin, 30 Maret 2015

Tulisan Bingung

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 07.54 0 komentar
Assalamu'alaikum.

Bersua lagi dengan tulisan saya dalam laman blog yang-sudah-amat-sangat-usang-tak terurus ini. Setelah selama dua bulan vakum menulis ada dua rasa yang saya rasakan sekarang ini. Rasanya itu, pikiran menjadi kaku dan tangan menjadi tremor.

Yang pertama,  pikiran menjadi kaku.
Kenapa pikiran bisa kaku? Pikiran menjadi kaku lantaran saya sudah cukup lama vakum untuk menulis apapun, yang biasanya bisa saya share kedalam blog usang saya punya ini, sehingga pikiran menjadi sulit untuk mengeksplorasi ide-ide , menjadi tidak selancar biasanya.

Yang kedua, tangan menjadi tremor. 
Kenapa tangan bisa tremor? Tangan menjadi tremor lantaran saya bingung ingin menuliskan apa disini, iyalah hal ini jelas bisa terjadi karena sangat dipengaruhi oleh rasa yang pertama, pikiran yang sedang kaku membuat tangan tidak bisa berjalan beriringan untuk menulisakan sesuatu.

Seperti halnya malam ini, diwakili dengan banyak kalimat yang saya tuliskan diatas telah jelas menjelaskan bahwa saya bingung mau menuliskan apa dilaman blog usang saya punya ini, pun bingung harus memulai dari bagian mana. Karena saya juga bingung mau menuliskan tentang apa. Sebab itu saya menjadi bingung. Dan saya sekarang semakin bingung. Bingung. Pembaca juga bingung. Well, Kalimat bingung yang membingungkan ini jangan terlalu dibaca dan dipahami, bisa jadi akan menambah kebingungan dan menjadi bingung. Karena menurut saya sesuatu yang membuat bingung tidak akan menghasilkan suatu keuntungan di masa depan. Dan terbaca kalimat barusan tidak sangat nyambung dengan kalimat sebelumnya , maka semakin membuat bingung. Dan...sudah ya nanti semakin bingung.

Tapi dalam peristiwa saya vakum menulis ini ada beberapa patahan kalimat yang akan saya tuliskan sekarang , "bahwa segala kebiasaan yang baik jangan sesekali ditinggalkan atau ditunda mengerjakannya. Ingat selalu pepatah lama, bahwa mempertahankan sesuatu jauh lebih sulit daripada saat memulai mendapatkannya". - semoga menjadi patahan kata yang menginspirasi.

Malam ketigapuluh bulan ketiga, jam 22.00

Sabtu, 24 Januari 2015

Allah dulu, Allah lagi, Allah selalu

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 21.00 0 komentar
Bismillah. 

Kita sebagai manusia yang hidup tidak akan lepas dari masalah. Pernah sempat merasa gunda gulana nan gelisah resah karena masalah hidup belum terlihat titik berakhirnya. Lalu kemanakah manusia harus berlari meminta bantuan? Jawabannya hanya satu yaitu Allah azza wajalla. Terkadang ini yang dilupakan oleh manusia. Merasa khawatir karena masalahnya yang besar, padahal manusia mempunyai Allah yang Maha Besar. Bukankah Allah telah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 173, yang berbunyi : 
...hasbunallah wa ni’mal wakiil (QS. 03:173). Artinya : “...cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung (QS. 03:173) . Ayat tersebut telah jelas mengatakan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penolong dan pelindung bagi manusia. Jadi, masih adakah lagi ragu untuk meminta pertolongan-Nya? Masih adakah lagi ketakutan menghadapi masalah yang diberi-Nya?

Kita sebagai manusia yang hidup hendaknya hanya menjadikan Allah sebagai tempat untuk bergantung, karena niscaya hati tidak akan merasakan kecewa. Menggantungkan segala harapan tentang hidup hanya pada Allah, karena hati telah percaya bahwa segala alur hidup dari-Nya selalu luar biasa. Sekalipun terkadang apa yang terjadi tidak sesuai keinginan hati, percayalah bahwa Allah lebih mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh manusianya. Alangkah baiknya jika hidup dipenuhi syukur, sebab "nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan?". Tidak ada pula hidup yang sia-sia, lekatkan kepercayaan akan kuasa tangan-Nya yang telah merancang tiap-tiap alur kehidupan ini, dimana selalu terselip rasa rencana terbaik yang rasanya luar biasa.

Kita sebagai manusia yang hidup hendaknya senantiasa mengingat-Nya, dengan menyebut asma-Nya melalui dzikir. Sebagaimana yang telah di firmankan Allah melalui Qur'an Surah Arro'du ayat 28 yang artinya : "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Arro'du: 28)
Jadi sering-seringlah mengingat Allah (berdzikir) maka manusia akan memperoleh ketenangan didalam hatinya. Insya Allah .

Tulisan kecil sekedar untuk mengingatkan saya pribadi, kamu, kalian dan semua manusia-Nya yang kiranya berkenan untuk membaca tulisan ini.

Jumat, 23 Januari 2015

10 Wasiat Imam Hasan Al-bana

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 08.13 0 komentar
1. Sholat di awal waktu. Bangunlah segera untuk sholat bagaimanapun keadaan. Bukankah Allah telah memudahkan manusiaNya yang hendak tunaikan ibadah? Tidak ada alasan untuk nggak mengerjakan sholat ya.
2. Selalulah membaca dan mentelaah Al-Qur'an, buku-buku, mendengar ceramah agama, berdzikirullah dan jangan membuang masa dengan perkara yang tidak berfaedah.
3. Bersungguh-sungguh untuk bisa berbahasa arab dengan fasih.
4. Jangan banyak bertengkar dan mengundang perdebatan di berbagai kesempatan.
5. Jangan terlalu banyak tertawa, sebab tertawa yang berlebihan akan mengeraskan hati. Bagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW, yang telah disampaikan oleh 'Aisyah Radhiallaahu anha : "Belum pernah  aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum." (HR. Muttafaq 'alaih) . dan sesungguhnya Allah memanggil jiwa-jiwa yang tenang.
6. Jangan banyak bergurau, karena umat yang berjihad itu selalu serius dengan amanah yang di jalankan. Maka bersungguh-sungguhlah dalam keseriusan.
7. Jangan mengeraskan suara yang tidak perlu ketika bercakap dengan orang lain, dan bercakap sesuai yang dibutuhkan.
8. Jauhi ghibah, perbuatan mengumpat atau menyakiti orang lain dalam bentuk apapun.
9. Berkenalan dengan saudara-saudara sesama muslim yg kamu temui meskipun tidak diminta. Tentunya dengan adab ; yang akhwat dengan akhwat dan yang ikhwan dengan ikhwat , jangan sebaliknya.
10. Gunakan masa dengan sebaiknya dan ringkaslah pelaksanan pekerjaan rumah daripada waktu yang tersedia.
 
 

Rabu, 21 Januari 2015

Assalamu'alaykum, 19!

Diposting oleh Achelia Afiyanti di 03.00 0 komentar
Bismillah.

Hati mengucap lirih kata-kata penuh syukur dibulan Januari, tepatnya di malam kedua puluh satu ini. Maha pengatur waktu memang telah membuat waktu tidak lagi berjalan, namun seakan berlari. Lagi, hari ini peristiwa sejarah dalam hidup saya terulang kembali. Peristiwa berkurangnya usia diri. Sujud syukur dipersembahkan guna menyambut nikmat Allah azza wajalla yang telah membawa saya hingga pada hari ini. 

Usia baru yang berkurang satu tahun ini telah mengingatkan saya bahwa batas tahap remaja saya akan selesai, dan segera memasuki tahap menjadi makhluk dewasa. Usia baru yang berkurang satu tahun ini telah mengingatkan saya bahwa "usia yang sebenar-benarnya usia" sejatinya telah berkurang lagi satu . Usia baru yang berkurang satu tahun ini telah mengingatkan bahwa saya harus terus-selalu bermuhasabah diri, karena sangat sadar jika selama sembilanbelas tahun hidup tidak lepas dari dosa kesalahan penuh kekurangan, mengingat kembali apa yang telah tercapai dan apa yang belum tercapai hingga pada usia ini.  

Sama halnya seperti tahun lalu ketika usia dunia saya berkurang satu, saya menikmati hari itu di tanah jogja. pun saat ini , saya kembali bisa menikmati suasana atmosfer berkurangnya satu tahun usia dunia saya didalam atmosfer tanah jogja, pada balik tembok kamar kontrakan saya. Tahun lalu, masih sangat teringat jelas di pikiran bahwa saya pernah menulis di laman blog usang ini, yang isinya : "Masih sampaikah nafas usia saya ditahun yang akan datang?" Maka malam kedua puluh satu ini adalah jawaban yang Allah telah berikan.

Maka nikmat Allah manalagi yang kau dustakan? Jawabannya tidak ada. Karena semua yang terjadi dalam hidup telah di tata rapi dalam buku skenario terbaik Allah bernama Lauhul Mahfuz, dimana semua yang tertulis disana tentu selalu terselip rasa nikmat nan baik. Begitupun peristiwa berkurangnya satu tahun usia saya ini, Allah tentu telah menuliskan ini dalam skenarioNya jauh sebelum saya ada menapak bumiNya.  

Teruntuk usia baru yang berkurang satu tahun ini, ada hati yang meminta penuh harap...tangan Allah senantiasa memudahkan saya dalam beristiqomah menuju perempuan yang mempunyai hati tawwadu', senantiasa diberikan pemahaman tentang hidup melalui peristiwa pahit-manisnya kehidupan yang kelak akan melahirkan kedewasaan berpikir agar dapat menyikapi persoalan hidup, serta senantiasa tercurahkan limpahan kebahagian penuh berkah dalam kehidupan dunia dan akhirat.  

Kembali hari ini saya bertanya, masih sampaikah nafas usia saya ditahun yang akan datang? Semoga Allah selalu ridho memanjangkan usia dunia saya, lagi. dan pada patahan kata terakhir ini ada sapaan penuh syukur yang bertuliskan "Assalamu'alaykum 19tahun!"
 

tanah jogja, 21 januari 2015. At Achelia's Kingdom



 

Regnum Imaginaria Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei